TUGAS 4
MAKALAH
TRANSLASI MATA UANG ASING
Disusun Oleh :
Ghea Ditha Harsis Madkan
23213702 / 4EB28
Mata Kuliah : Akuntansi Internasional
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Translasi tidak sama dengan
konversi atau pertukaran dari satu mata uang ke mata uang lain secara fisik.
translasi hanya perubahan satuan unit moneter, seperti halnya sebuah neraca
yang dinyatatakan dalam pound inggris disajikan ulang ke dalam nilai ekuivalen
dolar AS. Tidak ada pertukaran fisik yang terjadi, dan tidak ada transaksi
terkait yang terjadi seperti bila dilakukan konversi.
Saldo
– saldo dalam mata uang asing ditranslasikan menjadi nilai ekuivalen mata uang
domestic berdasarkan kurs nilai tukar valuta asing yaitu harga satu unit suatu
mata uang yang dinyatakan dalam mata uang lainnya. Mata uang
Negara dagang utama dibeli dan dijual dalam pasar global. Dengan dihubungkan lewat
jaringan telekomunikasi yang canggih, para pelaku pasar mencakup bank dan
perantara mata uang lainnya, kalangan usaha, para individu, dan pedagang
professional.
Transaksi
mata uang asing terjadi pada pasar spot, forward, atau swap. Mata uang yang
dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikirimkan secepatnya, yaitu dalam
waktu 2 hari kerja. Kurs pasar spot dipengaruhi oleh banyak factor, termasuk
perbedaan tingkat inflasi antar Negara, perbedaan suku bunga nasional dan
ekspektasi terhadap arah nilai tukar di masa mendatang. Transaksi pada pasar
forward adalah perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan
jumlah tertentu ke dalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa depan.
Kuotasi pada pasar forward dinyatakan dengan diskonto atau premium dari kurs
spot.
Transaksi
swap melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot atau
pembelian forward, atas suatu mata uang secara bersamaan. Investor sering
memanfaatkan transaksi swap untuk mengambil keuntungan dari tingkat suku bunga
yang lebih tinggi di suatu Negara asing, dalam kesempatan yang sama melindungi
diri terhadap pergerakan yang tidak menguntungkan dari kurs nilai tukar valuta
asing.
Sehubungan
dengan hal diatas, maka pada makalah ini kami akan membahas mengenai “Translasi
Mata Uang Asing”.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan translasi mata uang asing ?
2. Bagaimana metodologi dalam translasi mata uang asing ?
3. Bagaimana perkembangan akuntansi translasi mata uang asing ?
4. Bagaimana praktik translasi di negara-negara lain ?
1. Apa yang dimaksud dengan translasi mata uang asing ?
2. Bagaimana metodologi dalam translasi mata uang asing ?
3. Bagaimana perkembangan akuntansi translasi mata uang asing ?
4. Bagaimana praktik translasi di negara-negara lain ?
C.
Tujuan
Dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa
mampu memahami materi tentang translasi mata uang asin, dan dapat menjadi acuan
untuk penulisan makalah-makalah yang sejenis selanjutnya.
D.
Manfaat
Dalam
makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada beberapa pihak, yaitu:
1. Bagi
Penulis
Bagi pihak penulis makalah ini
diharapkan bermanfaat sebagai bagian dari proses belajar, dan juga diharapkan
akan menambah pengetahuan penulis dalam meningkatkan penguasaan terhadap ilmu
pengetahuan yang diperoleh dan dipelajari selama penulis menuntut ilmu di
lingkungan kampus.
2. Bagi
Pembaca / Pihak Lain
Sebagai bahan bacaan untuk menambah
wawasan dan pengetahuan mengenai translasi mata uang.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Translasi Mata Uang Asing
Translasi mata uang asing adalah
proses pelaporan informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang
lainnya.Translasi mata uang asing dilakukan untuk mempersiapkan laporan
keuangan gabungan yang memberikan laporan pada pembaca informasi mengenai
operasional perusahaan secara global, dengan memperhitungkan laporan keuangan
mata uang asing dari anak perusahaan terhadap mata uang asing induk perusahaan.
Tiga alasan tambahan dilakukannya translasi mata uang asing, yaitu:
1. mencatat transaksi mata uang asing;
2. memperhitungkan efeknya perusahaan terhadap translasi mata uang; dan
3. berkomunikasi dengan peminat saham asing.
Transaksi mata uang bisa terjadi langsung di pasar spot,
pasar forward, atau pasar swap.
1. Kurs pasar spot dipengaruhi berbagai faktor, termasuk juga
perbedaan tingkat inflasi antar negara, perbedaan pada saham nasional, dan
ekspektasi mengenai arah tingkat mata uang selanjutnya. Kurs ini bersifat
langsung atau tidak langsung.
2. Kurs pada pasar forward adalah persetujuan untuk
mentranslasikan sejumlah mata uang yang telah ditetapkan untuk masa yang akan
datang. Transaksi pada pasar forward mendapatkan potongan atau premi dari
pasar spot, atau sebagai tingkat palsu pasar forward.
3. Transaksi kurs swap melibatkan pembelian spot dan penjualan
forward yang simultan, atau penjualan spot dan pembelian forward mata uang.
Efek Laporan Keuangan Terhadap Kurs Alternatif Translasi Mata Uang Asing
Efek Laporan Keuangan Terhadap Kurs Alternatif Translasi Mata Uang Asing
Tiga kurs translasi yang digunakan untuk mentranslasikan neraca
mata uang asing terhadap mata uang domestik yaitu:
1. Kurs saat ini; kurs yang berlaku pada tanggal laporan
keuangan.
2. Kurs historis; translasi mata uang yang berlaku saat asset
dengan mata uang pertama kali didapatkan atau saat kewajiban dengan mata uang
asing pertama kali muncul.
3. Kurs rata-rata; nilai rata-rata biasa atau dengan pembobotan
baik pada kurs historis atau saat ini.
B.
Metodologi Translasi Mata Uang Asing
1.
Metode Nilai Tukar
Tunggal
Kurs terkini atau kurs penutupan
untuk seluruh aktiva dan kewajiban lancar. Pendapatan dan beban dalam
mata uang asing umumnya ditranslasikan dengan menggunakan kurs nilai tukar yang
berlaku pada saat pos-pos tersebut diakui. Umumnya ditranslasikan dengan
menggunakan rata-rata tertimbang kurs nilai tukar yang tepat untuk periode
tersebut. Berdasarkan metode kurs kini, laporan konsolidasi tetap
mempertahankan hubungan laporan keuangan perusahaan secara individu pada
awalnya (seperti rasio keuangan) pada saat seluruh pos-pos laporan keuangan
dalam mata uang asing ditranslasikan dengan menggunakan satu kurs
tunggal.
Metode kurs kini mengasumsikan bahwa seluruh aktiva dalam mata uang lokal menghadapi risiko nilai tukar karena kurs nilai kini mengubah seluruh aktiva kini luar negeri setiap terjadi perubahan nilai tukar. Nilai persediaan dan aktiva tetap didukung oleh inflasi lokal. Dengan mentranslasikan seluruh saldo dalam mata uang asing dengan menggunakan kurs kini menghasilkan keuntungan dan kerugian translasi setiap kali terjadi perubahan kurs nilai tukar. Kebanyakan keuntungan dan kerugian ini tidak akan pernah direalisasi penuh.
Metode kurs kini mengasumsikan bahwa seluruh aktiva dalam mata uang lokal menghadapi risiko nilai tukar karena kurs nilai kini mengubah seluruh aktiva kini luar negeri setiap terjadi perubahan nilai tukar. Nilai persediaan dan aktiva tetap didukung oleh inflasi lokal. Dengan mentranslasikan seluruh saldo dalam mata uang asing dengan menggunakan kurs kini menghasilkan keuntungan dan kerugian translasi setiap kali terjadi perubahan kurs nilai tukar. Kebanyakan keuntungan dan kerugian ini tidak akan pernah direalisasi penuh.
2.
Metode Nilai Tukar
Ganda
a.
Metode Current-Noncurrent
Metode ini merupakan metode yang
paling tua di antara metode konversi mata uang. Dengan metode ini, semua asset
dan kewajiban lancer dari cabang-cabang perusahaan dikonversikan dalam mata
uang Negara asal dengan kurs saat ini, yaitu kurs pada saat neraca disusun.
Sedang asset dan kewajiban yang tidak lancar (noncurrent),seperti biaya
depresiasi, dikonversikan pada kurs histories, yaitu kurs pada saat asset
diperoleh ataupun pada saat kewajiban terjadi. Oleh karena itu, cabang
perusahaan di luar negeri yang memiliki modal kerja yang dinilai positif dalam
mata uang local akan meningkatkan resiko rugi (translation loss) akibat
devaluasi dengan metode current/non current. Sebaliknya bila modal kerja
ternyata negative dinilai dalam mata uang local berarti terdapat keuntungan
(translation gain) akibat revaluasi dengan metode tersebut.
Namun demikian, metode ini tidak
mempertimbangkan unsur ekonomis. Menggunakan kurs akhir tahun untuk
mentranslasikan aktiva lancar secara tidak langsung menunjukkan bahwa kas,
piutang, dan persediaan dalam mata uang asing sama-sama menghadapi risiko nilai
tukar. Hal ini tentu tidak tepat. Sebaliknya, translasi utang jangka panjang
berdasarkan kurs histories mengalihkan pengaruh mata uang yang berfluktuasi
kedalam tahun penyelesaian.
b.
Metode Moneter-Nonmoneter
Asset moneter (terutama kas, surat-surat berharga, piutang,
dan piutang jangka panjang) dan kewajiban moneter (terutama utang lancar dan
utang jangka panjang) dikonversi pada kurs saat ini. Sedang pos-pos nonmoneter,
seperti stock barang, asset tetap, dan investasi jangka panjang, dikonversi
pada kurs histories.
Pos-pos dalam laporan laba/rugi dikonversi pada kurs rata-rata pada periode tersebut, kecuali untuk pos penerimaan dan biaya yang berkaitan dengan asset dan kewajiban non moneter. Biaya depresiasi dan biaya penjualan dikonversi pada kurs yang sama dengan pos dalam neraca. Akibatnya, biaya penjualan bisa saja dikonversi dengan kurs yang berlainan dengan kurs yang digunakan untuk mengkonversi penjualan. Perlu diperhatikan bahwa metode moneter-non moneter bergantung pada klasifikasi skema neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Hal ini dapat menghasilkan hasil yang kurang tepat. Metode ini juga akan mendistorsikan marjin laba karena menandingkan penjualan berdasarkan harga dan kurs translasi kini dengan biaya penjualan yang diukur sebesar biaya perolehan dan kurs translasi histories.
Pos-pos dalam laporan laba/rugi dikonversi pada kurs rata-rata pada periode tersebut, kecuali untuk pos penerimaan dan biaya yang berkaitan dengan asset dan kewajiban non moneter. Biaya depresiasi dan biaya penjualan dikonversi pada kurs yang sama dengan pos dalam neraca. Akibatnya, biaya penjualan bisa saja dikonversi dengan kurs yang berlainan dengan kurs yang digunakan untuk mengkonversi penjualan. Perlu diperhatikan bahwa metode moneter-non moneter bergantung pada klasifikasi skema neraca untuk menentukan kurs translasi yang tepat. Hal ini dapat menghasilkan hasil yang kurang tepat. Metode ini juga akan mendistorsikan marjin laba karena menandingkan penjualan berdasarkan harga dan kurs translasi kini dengan biaya penjualan yang diukur sebesar biaya perolehan dan kurs translasi histories.
c.
Metode Kurs Sementara
Translasi mata uang merupakan
proses konversi pengukuran atau penyajian ulang niai tertentu. Metode ini tidak
mengubah atribut suatu pos yang diukur, melainkan hanya mengubah unit
pengukuran. Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing menyebabkan pengukuran
ulang dominasi pos-pos tersebut, tetapi bukan penilaian sesungguhnya. Kas
diukur berdasarkan jumlah yang dimiliki pada tanggal neraca. Piutang dan utang
dinyatakan sebesar jumlah yang diperkirakan akan diterima atau akan dibayarkan
pada saat jatuh temponya. Aktiva dan kewajiban lain-lain diukur sebesar harga
uang saat pos-pos tersebut diakuisisi atau terjadi (harga historis). Namun
demikian, beberapa pos diukur sebesar harga yang terjadi per tanggal laporan
keuangan (harga kini), seperti persediaan berdasarkan aturan mana yang lebih
rendah antara biaya perolehan atau harga pasar.
Berdasarkan metode temporal,
pos-pos moneter seperti kas, piutang dan utang ditranslasikan berdasarkan kurs
kini. Pos-pos pendapatan dan beban ditranslasikan sebesar kurs yang terjadi
pada saat transaksi berlangsung. Metode temporal memiliki keuntungan dan
kerugian yang sama dengan metode moneter nonmoneter karena sengaja mengabaikan
inflasi local, metode ini memiliki keterbatasan dengan metode translasi
lain.Akuntansi biaya historis juga mengabaikan inflasi.
C.
Perkembangan Akuntansi Translasi pada Translasi Mata Uang
Asing
Praktik akuntansi translasi telah
berkembang dari waktu ke waktu sebagai jawaban atas kompleksitas operasi
multinasional yang meningkat dan perubahan sistem moneter internasional. Untuk
memberikan beberapa sudut pandang sejarah terhadap status akuntansi translasi
yang ada sekarang, berikut ini narasi singkat mengenai inisiatif pelaporan
keuangan di Amerika Serikat yang mewakili pengalaman di negara-negara lain.
1.
Sebelum 1965
Accounting Research Bulletin (ARB)
NO. 4 kemudian diperbaharui dengan ARB NO. 43 mendorong penggunaan metode
kini-non kini. Keuntungan atau kerugian transaksi langsung dimasukan kedalam
laba. Keuntungan atau kerugian transaksi bersih disaling hapuskan selama
periode berjalan. Sedangkan untuk kerugian transaksi bersih ditangguhkan dalam
penundaan neraca dan digunakan untuk menghapuskan kerugian translasi pada masa
mendatang.
2.
1965 – 1975
Bab 12 ARB No 43 memperbolehkan
pengecualian tertentu atas metode kini-non kini dalam keadaan tertentu.
Persediaan dapat ditranslasikaan berdasarkan kurs historis. Utang jangka
panjang yang timbul karena pembelian aktiva jangka panjang dapat ditranslasikan
berdasarkan kurs kini. Setiap perbedaan akuntansi yang disebabkan oleh
penyajian ulang utang diberlakukan sebagai bagian dari biaya perolehan aktiva.
Mentranslasikan seluruh utang dan piutang dalam mata uang asing berdasarkan
kurs kini diperbolehkan setelah Accounting Principle Board Opinion No. 6
dikeluarkan pada tahun 1965.
3.
1975 – 1981
FASB mengeluarkan FAS No.8 yang
kontroversial pada tahun 1975, mengubah praktik di AS dan praktik sejumlah perusahaan
asing yang menggunakan GAAP AS karena mengharuskan penggunaan metode translasi
temporal. Penangguhan keuntungan dan kerugian translasi tidak diperbolehkan
lagi dan harus diakui dalam laba selama periode perubahan kurs nilai tukar.
Reaksi perusahaan terhadap FAS No. 8 beraneka ragam. Beberapa pihak mendukung dasar teori yang digunakan, sedangkan yang lain mengecam karena distorsi yang dapat ditimbulkan dalam laba perusahaan yang dilaporkan. FAS No.8 menyebabkan hasil akuntansi yang tidak sesuai dengan kenyataan ekonomi. Pengaruh yo-yo FAS No.8 terhadap laba perusahaan menimbulkan perhatian di kalangan eksekutif sejumlah perusahaan yang dilaporkan akan terlihat lebih fluktuatif bila dibandingkan dengan laba perusahaan domestik dan dengan demikian akan menekan harga saham perusahaan multinasional. Mereka mengkhawatirkan laba perusahaan yang dilaporkan akan terlihat ebih fluktuatif bila dibandingkan dengan laba perusahaan domestik dan dengan demikian akan menekan harga saham perusahaan.
Reaksi perusahaan terhadap FAS No. 8 beraneka ragam. Beberapa pihak mendukung dasar teori yang digunakan, sedangkan yang lain mengecam karena distorsi yang dapat ditimbulkan dalam laba perusahaan yang dilaporkan. FAS No.8 menyebabkan hasil akuntansi yang tidak sesuai dengan kenyataan ekonomi. Pengaruh yo-yo FAS No.8 terhadap laba perusahaan menimbulkan perhatian di kalangan eksekutif sejumlah perusahaan yang dilaporkan akan terlihat lebih fluktuatif bila dibandingkan dengan laba perusahaan domestik dan dengan demikian akan menekan harga saham perusahaan multinasional. Mereka mengkhawatirkan laba perusahaan yang dilaporkan akan terlihat ebih fluktuatif bila dibandingkan dengan laba perusahaan domestik dan dengan demikian akan menekan harga saham perusahaan.
4.
1981 – hingga kini
FASB mempertimbangkan kembali FAS
no 8 dan setelah melalui banyak pertemuan publik dan dua draft sementara,
menerbitkan Statement Of Financial AccountingStandars No.52 pada tahun 1981.
D.
Praktik-Praktik Translasi Mata Uang Asing Diberbagai Negara
Translasi mata uang asing telah
diterapkan diberbagai negara seperti :
Inggris : laporan keuangan harus disesuaikan terlebih dahulu pada level harga saat itu lalu ditranslasikan menggunakan kurs saat ini.
Inggris : laporan keuangan harus disesuaikan terlebih dahulu pada level harga saat itu lalu ditranslasikan menggunakan kurs saat ini.
Jepang : kurs saat ini pada semua
kondisi dengan penyesuaian translasi mata uang asing yang diperlihatkan pada
neraca dalam ekuitas pemegang saham.
Amerika serikat
: metode kurs sementara.
E. Alasan – Alasan
Melakukan Translasi
Adapun
beberapa alasan mengapa transalasi harus dilakukan adalah sebagai berikut:
a.
Agar para pembaca laporan untuk mendapatkan
pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan, baik domestic dan luar
negeri.
b.
Translasi mata uang asing merupakan tantangan
bagi perusahaan multinasional untuk menyediakan pengungkapan informasi keuangan,
karena banyak metode translasi yang dapat digunakan yang menyebabkan perbedaan
perlakuan atas keuntungan dan kerugian translasi.
c.
Translasi juga dapat digunakan untuk memberikan
kemudahan bagi pembaca laporan keuangan, praktek ini sering disebut sebagai
translasi kemudahan (Confenience).
d.
Kurs nilai tukar variable, yang digabungkan
dengan berbagai macam metode translasi yang dapat digunakan yang menyebabkan
perbedaan perlakuan atas keuntungan dan kerugian translasi, membuat
perbandingan hasil keuangan satu perusahaan dengan perusahaan lain, atau
perbandingan hasil suatu perusahaan yang sama dari sutau periode ke periode
lain sulit dilakukan.
e.
Untuk mencatat transaksi mata uang asing,
mengukur resiko suatu perusahaan terhadap pengaruh perubahan mata uang dan
berkomunikasi dengan para pihak berkepentingan dari luar negeri.
f.
Meluasnya peningkatan kebutuhan untuk
menyampaikan informasi akuntansi mengenai suatu perusahaan yang berdomisili di
satu negara kepada pengguna di negara lain, yang timbul dengan tujuan untuk
mencatatkan sahamnya di suatu bursa efek luar negeri, melakukan akuisisi atau
usaha patungan dengan pihak asing, atau ingin mengomunikasikan hasil operasi
dan posisi keuangan kepada para pemegang saham asingnnya
.
F. Pengaruh Alternatif
Kurs Translasi Terhadap Laporan Keuangan
Dalam
melakukan translasi saldo dalam mata uang asing menjadi mata uang domestic
dapat digunakan 3 nilai tukar yaitu antar lain:
a.
Kurs kini (current) adalah kurs nilai tukar pada
saat tanggal laporan keuangan
b.
Kurs historis (historical) adalah nilai tukar
pada saat suatu aktiva dalam mata unag asing pertama kali diperoleh atau ketika
suatu kewajiban dalam dalam mata uang asing pertama kali terjadi.
c.
Kurs rata-rata (average) adalah rata-rata
sederhana atau tertimbang dari kurs nilai tukar kini.
Pada saat
mempertimbangkan keuntungan dan kerugian nilai tukar penting untuk membedakan
antara keuntungan atau kerugian dari transaksi dan tranlasi. suatu
transaksi yang direalisasi menimbulkan keuntungan dan kerugian yang nyata.
seacara umum para akuntan menyutujui bahwa keuntungan dan kerugian seperti itu
harus tercermin secepatnya dalam laba. sebaliknya, penyesuain translsasi
bersifat belum direalisasi atau masih diatas kertas.
Kegiatan
operasional yang memberikan keuntungan sebelum transaksi mata uang asing
mungkin akan mengalami kerugian atau keuntungan yang menurun setelah translasi
mata uang asing
G. Keuntungan dan
Kerugian Translasi Mata Uang :
a.
Penangguhan
Beberapa
analisis tentang penangguhan dengan dasar bahwa nilai tukar tidak akan berbalik
dengan sendirinya. Bahkan jika terjadi, penyesuaian karena nilai tukar
penangguhan dalam memprediksi perubahan nilai tukar ada;ah tugas yang paling
sulit
b.
Penangguhan dan amortisasi
Beberapa
perusahaan menangguhkan keuntungan dan kerugian serta mengamortisasi
penyesuaian melebihi umur manfaatnya pada masa item neraca terkait. Pendekatan
semacam ini terkadang dikritik dengan dasar teori dan praktik
c.
Penangguhan sebagian
Pilihian
ketiga dalam akuntansi untuk keuntungan dan kerugian hasil translasi mata uang
asing adalah dengan mengakui kerugian segera saat terjadi, akan tetapi mengakui
keuntungan hanya jika terealisasi
d.
Tidak Ada Penangguhan
Pilihan
laporan akhir yang dilakukan oleh banyak perusahaan diseluruh dunia adalah
untuk mengenali secara cepat mengenai keuntungan dan kerugian translasi mata
uang asing dalam laporan laba-rugi
Transaksi Mata Uang Asing
Kriteria mata uang fungsional
Faktor
Ekonomi
|
Mata Uang
Lokal Sebagai Mata Uang Fungsional
|
Mata Uang
Induk Perusahaan Sebagai Mata Uang Fungsional
|
|
Arus Kas
|
Menggunakan
mata uang lokal dan tidak berpengaruh terhadap arus kas
|
Berpengaruh
secara langsung terhadap arus kas dan dikembalikan ke induk perusahaan
|
|
Harga Jual
|
Sangat
tidak peduli dengan tingkat perubahan nilai tukar dan diatur oleh kompeasi
lokal
|
Respinsif
terhadap perubahan nilai tukar dan dilakukan oleh kompetisi internasional
|
|
Harga
Pasar
|
Kebanyakan
pada negara adidaya dan menggunakan mata uang lokal
|
Kebanyakan
pada negara induk dan menggunakan mata uang induk
|
|
Anggaran
Biaya
|
Sering
terjadi pada daerah local
|
Sangat
berkaitan dengan faktor produktif yang diberikan dari induk perusahaan
|
|
Keuangan
|
Menggunakan
mata uang lokal dan dilayani oleh operasional local
|
Diberikan
oleh induk perusahaan atau bergantung pada induk perusahaan agar memenuhi
keajaiban jangka panjang
|
|
Internal
Perusahaan
|
Jarang,
tidak ekstensif
|
Sering
kali 4 transaksi yang eksentif
|
|
BAB III
KESIMPULAN
Proses penyajian ulang informasi
keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut sebagai translasi.
Transaksi mata uang asing terjadi pada pasar spot, forward, atau swap. Mata
uang yang dibeli atau dijual pada spot umumnya harus dikirimkan secepatnya,
yaitu dalam waktu 2 hari kerja. Kurs pasar spot dipengaruhi oleh banyak factor,
termasuk perbedaan tingkat inflasi antar Negara, perbedaan suku bunga nasional
dan ekspektasi terhadap arah nilai tukar di masa mendatang.
Transaksi pada pasar forward adalah
perjanjian untuk melakukan pertukaran suatu mata uang dengan jumlah tertentu ke
dalam mata uang lain pada suatu tanggal di masa depan. Transaksi swap
melibatkan pembelian spot dan penjualan forward atau penjualan spot atau
pembelian forward, atas suatu mata uang secara bersamaan.
Dalam melakukan translasi saldo dalam
mata uang asing menjadi mata uang domestic dapat digunakan 3 nilai tukar yaitu
antar lain kurs rata-rata (average), kurs historis (historical), dan Kurs kini
(current).
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar